Ketika melaporkan hasil pengukuran panjang, terutama jika ada ketidakpastian, Anda dapat melakukannya dengan cara berikut:
- Hasil Pengukuran: Langsung laporkan hasil pengukuran panjang dalam satuan yang sesuai (misalnya, meter atau sentimeter). Misalnya, “Panjang benda adalah 1,38 meter.”
- Ketidakpastian: Setelah melaporkan hasil pengukuran, tambahkan informasi tentang ketidakpastian pengukuran. Ketidakpastian adalah sejauh mana Anda yakin dengan hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian biasanya diungkapkan dengan simbol ± (plus-minus) diikuti oleh besaran ketidakpastian. Misalnya, “Panjang benda adalah 1,38 meter ± 0,02 meter.” Ini berarti Anda yakin bahwa panjang sebenarnya berada di antara 1,36 meter hingga 1,40 meter.
- Interval Kepercayaan: Jika Anda memiliki data yang lebih rinci tentang ketidakpastian, Anda juga dapat melaporkan interval kepercayaan. Misalnya, “Panjang benda adalah 1,38 meter dengan interval kepercayaan 95% antara 1,36 meter hingga 1,40 meter.”
- Penyebutan Ketidakpastian: Jangan lupa untuk menjelaskan secara singkat cara Anda menentukan ketidakpastian. Ini bisa mencakup metode pengukuran atau perangkat yang digunakan untuk mengukur ketidakpastian.
Ketidakpastian pengukuran adalah ukuran sejauh mana kita tidak yakin atau tidak pasti tentang hasil pengukuran yang diberikan. Dalam pengukuran, selalu ada ketidakpastian karena tidak mungkin untuk melakukan pengukuran yang absolut sempurna. Ketidakpastian ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk ketidaksempurnaan alat ukur, metode pengukuran, atau variasi dalam kondisi lingkungan.
Ketidakpastian pengukuran umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasil pengukuran, misalnya, dalam meter (m) jika Anda mengukur panjang, atau dalam gram (g) jika Anda mengukur massa. Ini memberi tahu kita sejauh mana hasil pengukuran dapat bervariasi di sekitar nilai yang dilaporkan.
Ada dua jenis ketidakpastian utama:
- Ketidakpastian Sistematis: Ini adalah ketidakpastian yang berasal dari kesalahan sistematis atau bias dalam pengukuran. Misalnya, jika alat ukur Anda terkalibrasi dengan cara yang tidak tepat, ini akan menyebabkan ketidakpastian sistematis. Ketidakpastian sistematis dapat diidentifikasi dan dikoreksi.
– Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
– Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran
– Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
– Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
- Ketidakpastian Acak: Ini adalah ketidakpastian yang berasal dari variabilitas alamiah dalam hasil pengukuran. Ini adalah ketidakpastian yang tetap ada bahkan jika alat ukur dikalibrasi dengan sempurna. Ketidakpastian acak dapat diestimasi dengan mengulang pengukuran beberapa kali dan menghitung sebaran hasil.
– Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak teratur. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.
– Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.
– Landasan yang Bergetar
Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf (alat untuk mengukur kekuatan gempa bumi) butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika landasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.
– Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik. Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.
– Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.
Melaporkan ketidakpastian pengukuran penting karena itu memberikan informasi tambahan tentang keandalan hasil pengukuran. Semakin kecil ketidakpastian, semakin besar kepercayaan kita terhadap hasil pengukuran tersebut. Dengan melaporkan ketidakpastian, kita memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang tingkat keyakinan kita terhadap data tersebut kepada pembaca laporan atau pengguna hasil pengukuran.
Daftar Pustaka:
Bevington, P. R. (1969). Data Reduction and erro analysis for the physical
sciences. New York: McGraw-Hill Book Company.
Anda dapat mengakses buku tersebut pada LINK BERIKUT